-->
Pentingnya Memanusiakan Manusia

Pentingnya Memanusiakan Manusia

gambar untuk Pentingnya Memanusiakan Manusia
Pentingnya Memanusiakan Manusia

Hal yang mendasar dalam sebuah pendidikan adalah kesiapan guru dalam mengajar. Luar biasa mereka dalam bekerja dengan segala kerelaan hati memanusiakan manusia, mentransfer ilmunya, melakukan penelitian tindakan kelas setiap hari, hanya untuk anak didiknya.

Pengembangan dan inovasi baru tentu perlu dilakukan. Tanpa adanya inovasi dan pengembangan dalam kegiatan belajar mengajar, tentu akan menjadi tertinggal. Semangat guru dalam mengajarkan ilmunya perlu untuk dilahirkan dengan supervisi secara berkala. 



Jadilah Guru, bukan gurupun jadilah.

Read more »
5 Cara Menghadapi Keributan Kelas

5 Cara Menghadapi Keributan Kelas

Guru merupakan tokoh sentral di kelas. Guru pantasnya mampu mengimbangi kondisi kelas yang beraneka ragam pada setiap waktunya. Kata statis terasa aneh bila dikaitkan dengan kondisi kelas, baik saat kegiatan belajar mengajar, mauupun diluar kegiatan belajar mengajar. Dinamis merupakan kata yang cocok untuk keadaan kelas, terutama pada kelas di jenjang pendidikan dasar. Sifat anak pada usia dasar inilah yang terkadang mengganggu kita sebagai guru saat mengajar di dalam kelas. Bagaimana tidak, kita sendiri sebagai guru memerankan sepenuhnya pribadi guru yang dewasa, sedangkan anak didik memainkan perannya sebagai yang terdidik dengan sifat kekanak-kanakannya. Tentu terjadi keanehan bagi kita sebagai orang dewasa.

Ditinjau dari sudut yang terbalik, setidaknya sedikit berpengaruh bagi pribadi kita sebagai guru. Maksudnya, bilamana kita paham akan kondisi peserta didik di kelas ditempat kita bertugas, serta cara menghadapinya. Tuntutan bahwa guru itu harus mampu menjadi pusat perhatian di dalam kelas, selalu menghantui. Guru akan merasa malu jika tak dapat menyeimbangkan kondisi kelas.  Berikut lima cara yang dapat dilakukan guru untuk mengatasi keributan kelas:
1. Membuat “Catatan Ribut”.
Gambar untuk catatan siswa yang ribut
Catatan siswa yang ribut
Cara ini dinilai kuno. Mulai dari tahun 90-an, cara seperti ini sering dilakukan seorang guru. walau demikian, cara kuno ini tetap eksis di era globalisasi ini. Nampaknya, cara seperti ini memang dinilai ampuh dalam mengheningkan suasana kelas. Biasanya yang dilakukan guru adalah menunjuk seorang siswa yang dinilai mampu untuk mencatat teman sekelasnya yang ribut. Dengan demikian, seluruh siswa akan menjaga diri dan menjaga bicaranya. Suasana akan terasa hening pada saat pencatatan dimulai. Guru akan memberikan punishment bagi siswa yang tercatat sebagai siswa yang ribut di kelas. Namun, terkadang terlihat kondisi aneh di dalam kelas selama pencatatan ini berlangsung. Biasanya, akan terdengar ucapan “Yang mencatat, permisi ya..?”. Hal tersebut akan memancing tawa kita sebagai guru, tertawa di dalam hati.

2. Bercerita di depan kelas.
Pemeran penuh disini adalah guru. Artinya, guru terlebih dahulu membekali dirinya dengan cerita-cerita yang mampu menarik perhatian siswa. Saat kondisi siswa tidak stabil, maka guru mulai bercerita. Bahan cerita yang disampaikan tentunya memberi makna keilmuan dan bermanfaat. Hal ini memang terkesan gampang, namun dirasa perlu untuk memperhatikan kegiatan belajar mengajar serta tujuan dari pembelajaran. Karena, umumnya guru akan lupa waktu saat melakukan cerita di depan kelas. Oleh sebab itu, gunakanlah bahan cerita yang berkaitan dengan pembelajaran saat itu, karena guru merupakan media pembelajaran.

3. Berdiam diri sejenak dan membiarkan siswa ribut sebentar.
Cara ini sedikit aneh. Namun demikian, cara ini juga dapat mengheningkan suasana di dalam kelas. Bagi siswa, diamnya seorang guru itu berarti marah. Siswa akan merasa tidak nyaman dengan kondisi ini. Pada akhirnya, siswa yang ribut akan diam beberapa saat. Bahkan, memungkinkan untuk siswa yang lain mendiamkan temannya yang ribut.

Walau demikian, terkadang cara ini dapat efektif, namun tidak menutup kemungkinan tidak afektif. Pada tingkatan Sekolah Dasars atau SD, untuk kelas bawah (1-3) tentu mereka tidak akan mengerti maksud dari kegiatan yang kita lakukan. Bahkan, ketika kita marah sajapun mereka masih bisa senyum. Mungkin jika lebih baik untuk diterapkan di kelas besar pada sekolah dasar, seperti kelas 5 SD atau 6 SD. Cara ini juga dapat ditempuh dalam mendiamkan keributan siswa di kelas.

4. Memberikan media tontonan (media lainnya) yang berkaitan dengan pembelajaran.
gambar untuk media tontonan dalam pembelajaran
Media tontonan dalam pembelajaran
Cara memberikan tontonan menggunakan film pendek atau video memang tidaklah segampang yang kita bayangkan. Perlu media yang memadai disini. Mulai dari File film, Computer atau laptop, Infokus, Speaker, dan alat lain yang dibutuhkan. Film yang digunakan juga sepatutnya mengarah pada materi yang disajikan saat itu. Jadi, tanpa kita sadari bahwa siswa itu belajar dari film yang disajikan.

Konsekuensi yang ada pada kegiatan ini yakni, jam pelajaran di dalam kelas akan tersita banyak, karena waktu yang dibutuhkan untuk menonton itu tidak sebentar. Bisa mencapai 45 menit, bahkan sampai 60 menit atau satu jam. Jadi, benar-benar memboroskan untuk kegiatan belajar mengajar. Oleh sebab itu, tentu pilihan film yang cocok dan menyesuaikan kondisi jam pelajaran agar tidak terlalu lama dalam kegiatan ini.

Biasanya, ketika menonton, siswa itu akan diam. Tapi, apa akan terus tentang walau kegiatan menonton usai? Belum tentu. Karena, justru biasanya sehabis menonton mereka akan ribut kembali. Maksudnya disini adalah, kegiatan menonton itu hanya mengambil minat siswa untuk belajar. Efeknya akan membuat siswa merasa tenang dengan tontongan yang disajikan. Mereka akan merasa nyaman saat berada di ruang kelas. Setelah tontonan usai, dan mereka merasa tenang, maka guru dapat mengambil alih konsentrasi siswa yang pada sebelumnya berkonsentrasi pada film, setelah usai, guru langsung mengambil konsentrasi itu dan terfokus kepada guru. Dengan demikian, guru akan lebih mudah untuk melanjutkan proses pembelajaran di dalam kelas. Jadi, tentu ada keuntungan tersendiri disini. Maka, dirasa kegiatan ini bermanfaat bagi guru dalam usaha mendiamkan siswa.

5. Menasihati kelompok siswa dengan serius.
Cara ini terkesan sering dilakukan seorang guru, terlebih bagi guru yang belum lama mengabdi. Lulusan baru biasanya menjalankan cara ini. Cara ini diyakini dapat mengheningkan siswa di dalam kelas. Memberikan nasihat dan arahan tentu baik, namun tetap masih memberi kemungkinan bahwa keributan kelas juga akan terjadi di masa yang akan datang. Oleh sebab itu, disini guru akan dinilai. Ucapannya akan di dengar dan diingat oleh peserta didik. Maka, konsistenlah dalam berargumen walau dihadapan siswa.





Jadilah Guru, bukan gurupun jadilah.

Read more »
Sifat Siswa di Dalam Kelas

Sifat Siswa di Dalam Kelas


Secara umum, kelas yang berisikan beberapa bahkan puluhan manusia yang ingin belajar tentu memiliki perbedaan, terlebih pada bentuk fisiknya. Untuk itu, perlu perhatian mendalam bagi seorang guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Paling tidak, guru mengetahui dahulu tentang kondisi yang akan terjadi di kelas secara umum.

Sifat siswa itu berbeda-beda. Perilaku dan tindakannya di kelas baik saat belajar maupun diluar jam belajar juga berbeda-beda. Ada siswa yang lebih banyak diam dan mengikuti kegiatan belajar mengajar. Namun, tidak sedikit juga siswa yang membuat keributan di kelas dan mengabaikan guru di kelasnya. Sifat siswa yang terlihat di dalam kelas antara lain sebagai berikut:
1. Imitasi (meniru)
Sifat ini memang melekat pada anak. Tak bisa dihindari, sifat imitasi atau meniru ini juga akan melekat hingga dewasa. Bagaimana mungkin manusia itu sendiri dapat berkembang mengikuti perkembangan zaman tanpa adanya sifat imitasi (meniru)?. Terlebih pada diri peserta didik, sifat ini begitu kental.

Hal yang unik yang biasa terjadi di kelas adalah dalam suatu kasus misalnya: dalam melaksanakan kegiatan shalat berjamaah. Lalu saat kegiatan berlangsung, terdapat satu orang siswa yang batuk serius. Lalu, siswa yang satunya lagi juga akan batuk. Namun tak berhenti sampai disitu. Suara batuk itu juga akan terdengar hingga beberapa kali dari orang yang berbeda-beda, seolah-olah “sahut-sahutan batuk”. Kondisi ini terkesan lucu, namun perlu bimbingan dan arahan dari guru.

2. Cari perhatian
Cari perhatian bukanlah julukan yang selamanya bernilai negative. Kadang kala, cari berhatian juga bisa dimaknai positif. Cara siswa mempromosikan dirinya berbeda-beda. Ada siswa yang selalu bertanya kepada gurunya. Ada pula siswa yang selalu senyum kepada gurunya. Terlepas dari hal itu, perlu disadari bahwa itu adalah wujud dari rasa sayang peserta didik terhadap gurunya.

Suatu kasus misalnya: saat menyelesaikan tugas yang diberikan guru, ada salah satu siswa yang bertanya kepada gurunya. Siswa itu bertanya dengan mendatangi ke meja guru di depan kelas, dan itu terjadi hingga beberapa kali. Secara umum, ini terkesan unik dan seperti mencari perhatian guru. Hal yang menjadi catatan bahwa tindakan ini positif. Tugas guru hanyalah membimbingnya dan mengarahkannya agar lebih meminimalisir tindakan peserta didik tersebut. Memberikan pemahaman merupakan salah satu solusi untuk kondisi ini. Bersiaplah dengan kondisi ini.





Jadilah Guru, bukan gurupun jadilah.

Read more »
Tips Guru Pemula

Tips Guru Pemula

gambar untuk Tips Guru Pemula
Tips Guru Pemula

Banyak hal yang perlu diketahui bagi setiap guru pemula. Menjadi guru sejatinya bukanlah sesuatu yang mudah dan terjadi begitu saja, jenis pekerjaan ini juga terkesan berkesinambungan. Maka oleh sebab itu, perlu kehati-hatian dalam melaksanakan tugas sebagai seorang guru.

Tentu bagi seorang guru pemula, tidak membayangkan hal-hal besar dihadapannya. Justru terkesan senang karena baru diterima dalam suatu lembaga sekolah. Namun perlu ditegaskan, bahwa mengajar bukan merupakan pekerjaan yang dapat dianggap enteng. Perlu adanya keseriusan dalam pelaksanaannya.

Pada kesempatan kali ini, tulisan ini difokuskan pada pendidikan tingkat dasar. Bisa juga bila dikaitkan dalam pendidikan tingkat MDTA/Madrasah Diniyah Takmaliyah. Secara umum, kedua jenjang pendidikan ini adalah saling berkaitan. Dimana usianya sama-sama pada tingkatan dasar. 
Saya akan menguraikan beberapa Tips Guru Pemula yang perlu diketahui bagi guru pemula, yakni:
  1. Tanamkan niat sebaik-baiknya dan setulus-tulusnya. Karena semua hasil yang baik akan berawal dari niat yang baik pula.
  2. Mengerti akan kompetensi guru. Ini merupakan hal yang cukup penting bagi seorang guru. Bagaimana mungkin suatu pekerjaan/profesi itu berjalan dengan baik tanpa mengetahui apa kompetensinya sendiri. Maka oleh sebab itu, bagian ini dianggap penting. Terdapat 4 kompetensi guru beserta uraiannya pada tulisan sebelumnya, kalian dapat membacanya untuk lebih lanjut.
  3. Guru merupakan bidang pekerjaan. Tentu haruslah memandang kompetensi yang ada. Salah satunya yaitu profesional. Profesionallah dalam menjalankan tugas sebagai seorang guru.
  4. Guru bukanlah kepala sekolah. Maka, patuhilah pimpinan kalian ketika kalian menjadi seorang guru.
  5. Berusahalah mengajar saat masih duduk dibangku kuliah. Karena itu akan menambah pengalaman kalian dan tentu kalian akan lebih cepat berkembang dengan sendirinya bilamana nanti berhasil menyelesaikan Strata 1.
  6. Siswa itu manusia, dan seluruh manusia itu bergerak. Bangunlah tingkat kesabaran yang tinggi dalam diri sebelum memulai kegiatan mengajar. Lupakan masalah di luar sekolah. Fokuslah mengajar untuk mencerdaskan anak didik.
  7. Curhatan anak didik itu terlalu panjang kali lebar. Kalian perlu mengontrolnya. Bercerita pengalaman merupakan salah satu trik bagi anak didik agar melewatkan pelajaran hari ini. Mereka tidak akan memikirkan kerugian di kemudian hari, justru gurulah yang harus memandang diri mereka di kemudian hari. Jadi, kontrollah curhatan mereka.
  8. Menaati peraturan, tepat waktu dan tidak ingkar janji terhadap siswa. Ini salah satu cara agar menciptakan rasa hormat anak didik kepada sang guru.
Demikian beberapa tips yang dapat saya berikan. Tips-tips di atas ditulis berdasarkan pengalaman pribadi. Maka oleh sebab itu, mungkin saja terdapat perbedaan disana-sini bergantung pada daerahnya. Tapi secara umum, tips di atas dirasakan setiap guru. Semoga artikel tentang Tips Guru Pemula ini dapat bermanfaat.Jadilah guru, bukan gurupun jadilah.


Jadilah Guru, bukan gurupun jadilah.
Hormat Saya,

Read more »
Pesan Malaikat Kecil

Pesan Malaikat Kecil


Suatu hari, aku melaksanakan tugas menajar di salah satu MDTA yang berada di kota Medan. Seperti biasa, aku mengajar diwaktu pukul 15.00 wib. Awalnya semua biasa saja. Tidak ada tanda-tanda keanehan yang akan terjadi. Seorang anak didik mendatangiku dan membisikkan ke telingaku seraya berkata:
“Ayah pulang malam, minum kopi dan minum kinuman keras.” Kataya dengan nada pelan.
Terdiam ku sejenak. Apa maksud anak ini berkata demikian? Lantas akupun merasa perlu mendalami ini. Aku memanggilnya kembali dan bertanya:
“Apa ibumu baik-baik saja? Apa yang kalian lakukan di rumah bersama ibu? Bermain, atau belajar, atau..?” Tanyaku sambil tersenyum.
“Enggak bi, Enggak ada kegiatan di rumah. Ayah selalu pulangnya malam hari, dan terkadang mamak juga marah kepada ayah. Mama menyuruh ayah untuk mencium perut mama yang sudah sudah besar. Sebentar lagi saya punya adik bi.” Jawabnya dengan tegas kepadaku.
Aku terkejut. Ternyata ibunya sedang mengandung dan harus menghadapi suami dengan kegiatan semacam yang dijelaskannya. Aku tak tahu, benar atau tidaknya berita itu. Tapi, seakan aku melihat sosok malaikat kecil yang sedang memberikan pesan padaku. Aku melihat pesan itu dalam perkataan terakhir anak didik itu. Sambil mengarahkan badan ingin pulang, dan melangkah kecil, dia berkata padaku:
“Saya sudah bilang sama mamak, seandainya saja mamak menikah dengan seorang ustad, aku akan diajarinya mengaji.”
Spontan aku langsung mengatakan:
“Hai nak, tidak boleh begitu. Dia itu ayah kamu.” Tegasku padanya.
Kami pun berpisah. Dia pulang bersama temannya. Aku melihat sosok anak yang begitu polos dan belum tau banyak tentang dunia. Tapi, pesannya seakan-akan begitu melekat pada diriku. Dia memberi pesan bahwa anak seusia mereka begitu menimpikan sosok seorang ayah dalam hidupnya yang dapat mengajarinya di malam hari, menemaninya dalam kegiatan belajar maupun kegiatan bermainnya, yang menemaninya dalam kesehariannya, dan yang mendukungnya dalam segala aktifvitas yang dilakukan. Peran ayah begitu penting dalam keluarga.

Kisah ini, saya hanya ingin berpesan bahwa guru merupakan pengganti orangtua di Sekolah. Bagi guru laki-laki, jadilah selayaknya sosok seorang ayah bagi peserta didik kalian. Karena, mereka mengharapkan sosok ayah dan ibu selama kegitan belajarnya. Maknai mereka sebagai anak kalian sendiri. Semangat mengajar. Jadilah guru, bukan gurupun jadilah.






Jadilah Guru, bukan gurupun jadilah.
Hormat Saya,

Read more »
Ciri-Ciri Belajar

Ciri-Ciri Belajar


Oemar Hamalik, dalam Tabrani Rusyan mengemukakan bahwa ciri-ciri belajar adalah sebagai berikut:
  1. Proses belajar ialah mengalami, berbuat, mereaksi, dan melampaaui.
  2. Proses itu berjalan melalui bermacam-macam pengalaman dan mata pelajaran yang terpusat pada suatu tujuan tertentu.
  3. Pengalaman belajar secara maksimum bermakna bagi kehidupan tertentu.
  4. Pengalaman belajar bersumber dari kebutuhan dan tujuan peserta didik sendiri yang mendorong motivasi secara berkesinambungan.
  5. Proses belajar dan hasil belajar disyarati oleh hereditas dan lingkungan.
  6. Proses belajar dan hasil usaha belajar secara material dipengaruhi oleh perbedaan-perbedaan individual di kalangan peserta didik.
  7. Proses belajar berlangsung secara efektif apabila pengalaman-pengalaman dan hasil-hasil yang diinginkan disesuaikan dengan kematangan peserta didik.
  8. Proses belajar yang terbaik ialah apabila peserta didik mengetahui status dan kemajuannya.
  9. Proses belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai prosedur.
  10. Hasil-hasil belajar secara fungsional bertalian satu sama lain, tetapi dapat didiskusikan secara terpisah.
  11. Proses belajar berlangsung secara efektif di bawah bimbingan yang merangsang dan membimbing tanpa tekanan dan paksaan..
  12. Hasil-hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas dan keterampilan.
  13. Hasil-hasil belajar diterima oleh peserta didik apabila memberi kepuasan pada kebutuhannya dan berguna serta bermakna baginya.
  14. Hasil-hasil belajar dilengkapi dengan jalan serangkaian pengalaman yang dapat dipersamakan dan dengan pertimbangan yang baik.
  15. Hasil-hasil belajar itu lambat laun dipersatukan menjadi kepribadian dengan kecepatan yang berbeda-beda.
Hasil-hasil belajar yang telah dicapai bersifat kompleks dan dapat berubah-ubah (adabtable), jadi tidak sederhana dan statis.

Footnote:
Tabrani Rusyan.dkk.1989.Pendekatan Dalam Proses belajar Mengajar.Bandung: Remaja Rosdakarya.hal. 12-13.
Read more »