-->
Hidden Curriculum (Kurikulum Tersembunyi)

Hidden Curriculum (Kurikulum Tersembunyi)

gambar untuk Hidden Curriculum (Kurikulum Tersembunyi)+
Hidden Curriculum (Kurikulum Tersembunyi)

Kurikulum Pendidikan merupakan suatu hal terpenting dalam pelaksanaan suatu program pendidikan. Mulai dari sekolah tingakt paling dasar, Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, hingga tingkat perguruan tinggi atau universitas pasti mengenal dan menerapkan apa yang dinamakan kurikulum. Bicara soal pengertian, telah banyak teori yang memberi penjelasan tentang kurikulum itu sendiri. Pada kali ini, lebih di fokuskan pada Hidden Curriculum (Kurikulum Tersembunyi). Adapun Hidden Curriculum (Kurikulum Tersembunyi) ini masuk ke dalam bagian Kompetensi Kepribadian Guru.

Apa itu Hidden Curriculum (Kurikulum Tersembunyi)?

Hidden Curriculum (kurikulum tersembunyi) bukanlah sesuatu yang diada-adakan begitu saja. Hidden Curriculum (Kurikulum Tersembunyi) ini telah ada pada kurikulum nyatanya, bukan sesuatu yang baru. Hidden Curriculum (Kurikulum Tersembunyi) sesuai dengan arti bahasanya yaitu kurikulum tersembunyi memiliki arti tersendiri, yaitu suatu kegiatan mendidik yang tidak tampak dalam kegiatan belajar. Untuk membantu pemahaman, dapat dilihat pada contoh berikut:

Guru A mengajar di sekolah tingkat dasar. Sebelum berangkat ke sekolah untuk mengajar, guru A kerap menggunakan Parfum/Pewangi tubuh. Ketika guru A berada di sekolah dan mengajar, guru A disenangi banyak siswa karena wewangian yang digunakannya. Dengan demikian, dapat diartikan bahwa guru A benar siap dalam mengajar di kelas waktu itu.

Kiranya dari contoh di atas, dapat memberikan arti bahwa ada sesuatu yang membantu dalam proses berjalannya kegiatan belajar, yaitu parfum yang digunakan guru. Parfum yang digunakan itu bukan langsung mengenai dalam kegiatan belajar mengajar, tetapi dengan parfum dapat membantu keberlangsungan kegiatan belajar mengajar. Sebut saja sebagai contoh, bukan tidak mungkin siswa itu merasa bersemangat untuk memulai pelajaran ketika guru yang hadir kala itu menggunakan wewangian. Bayangkan jika sebaliknya, guru yang hadir itu tidak memakai wewangian? Bahkan lebih parahnya, menimbulkan bebauan yang tidak sedap? Berbagai kemungkinan bisa terjadi, salah satunya yaitu siswa tidak bersemangat dan guru akan kesulitan untuk mengontrol kelas.

Penggunaan parfum merupakan salah satu contoh dari Hidden Curriculum (Kurikulum Tersembunyi). Masih banyak contoh-contoh lain yang dapat dipraktikkan bagi guru saat akan mengajar di kelas yang diaktegorikan sebagai Hidden Curriculum (Kurikulum Tersembunyi). Hidden Curriculum (Kurikulum Tersembunyi) sangat bernilai positif dan banyak sekali guru yang belum mengetahui hal ini.

Demikian artikel Hidden Curriculum (Kurikulum Tersembunyi) ini diperbuat, semoga apa yang diberikan dapat memberi manfaat kepada teman guru sekalian. Terimakasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Jadilah Guru, bukan gurupun jadilah.

Read more »
Pentingnya Memanusiakan Manusia

Pentingnya Memanusiakan Manusia

gambar untuk Pentingnya Memanusiakan Manusia
Pentingnya Memanusiakan Manusia

Hal yang mendasar dalam sebuah pendidikan adalah kesiapan guru dalam mengajar. Luar biasa mereka dalam bekerja dengan segala kerelaan hati memanusiakan manusia, mentransfer ilmunya, melakukan penelitian tindakan kelas setiap hari, hanya untuk anak didiknya.

Pengembangan dan inovasi baru tentu perlu dilakukan. Tanpa adanya inovasi dan pengembangan dalam kegiatan belajar mengajar, tentu akan menjadi tertinggal. Semangat guru dalam mengajarkan ilmunya perlu untuk dilahirkan dengan supervisi secara berkala. 



Jadilah Guru, bukan gurupun jadilah.

Read more »
Ciri-ciri Guru Milenial

Ciri-ciri Guru Milenial

Bicara milenial, tentu banyak persepsi yang mendefenisikannya. Makna yang paling sering dijumpai tentang defenisi milenial ini yaitu kelompok orang yang lahir pada tahun 1980 hingga tahun 2000. Dikatakan milenial karena mereka yang lahir di tahun itu, akan hidup di zaman modern dan penuh teknologi, layaknya tahun sekarang ini. Berkaitan dengan judul topik di atas, sebenarnya tidak ada ciri khusus yang menggambarkan ciri-ciri guru milenial, melainkan hanya bentuk penyesuaian saja. Pandangan tiap pemikirpun tentu akan berbeda. Berikut ini merupakan ciri-ciri guru milenial yang dapat disimpulkan yang berorientasi pada masa kekinian.

1. Memiliki handphone genggam (Smartphone)
HP atau Smartphone, barang kecil yang taka sing lagi dari pandangan kita. Menghubungkan manusia yang satu dengan yang lainnya dalam daerah yang jauh sekalipun bisa dilakukan dengan smartphone. Perkembangan terus akan terjadi. Satu detik berlalu bisa saja terjadi beribu perkembangan. Guru, harus mampu seimbang dalam menyikapi hal ini.

Fungsi smartphone sendiri dalam kegiatan belajar mengajar guru yakni dalam bentuk komunikasi. Tidak dipungkiri lagi, bahwa peserta didik juga kerap menggunakan HP dalam kesehariannya. Walau tidak dilakukan di sekolah, tapi di rumah tempat dia tinggal kemungkinan untuk dimainkannya. Mengapa demikian? Bila kita lihat, anak pada usia sekolah tingkat dasar saja sudah dapat menggunakan program smartphone. Dari sini, sekilas dapat diberi kesimpulan bahwa peserta didik seusia itu juga sudah bisa maminkan smartphone, berarti dia sering menggunakannya.
gambar tentang Memiliki Handphone genggam (smartphone)
Memiliki Handphone genggam (smartphone)

Berbagai pendapat dalam hal ini, mulai dari yang nilai positif, bahkan ada juga yang bernilai negative. Bila dilihat secara umum, penggunaan ini lebih baik digunakan untuk mendukung kegiatan belajar mengajar. Salah satu contohnya, guru memberikan nomor ponsel smartphone nya kepada peserta didik dalam rangka pembelajaran. Semisal peserta didik belum paham sepenuhnya dengan pembelajaran yang dilakukan hari ini, maka peserta didik bisa untuk menelpon gurunya untuk menanyakan terkait ketidak tahuannya tentang pelajaran di kelas.

Namun, terdapat satu titik ke khawatiran disini. Dimana misalnya, saat siswa permisi menggunakan smartphone, tentu dipandang tidak etis. Karena smartphone bersifat teks atau SMS, maka kebenarannya belum dapat dipastikan. Maka, perlu control dan aturan yang baik dalam penggunananya, hanya dalam kegiatan belajar mengajar. 

2. Memiliki pengetahuan tentang dunia IT.
Ilmu teknologi begitu pesat di era sekarang ini. Teknologi yang berkembang secara terus-menerus membuat perubahan dalam lingkungan sosial manusia. Akan tetapi, bila difokuskan pada penggunaan Teknologi dalam konteks pendidikan, tentu wajar bila disesuaikan. Antara guru dan teknologi adalah dua bagian yang saling berkaitan. Era sekarang ini, teknologi benar-benar dapat membantu meringankan pekerjaan manusia. Dalam kaitannya dengan kegiatan guru, yaitu dalam penyelesaian tugas-tugas guru, seperti laporan kerja, absensi, perhitungan jam mengajar, roster belajar, yang keseluruhannya itu sudah begitu dimudahkan dengan teknologi.

Contohnya saja rapor siswa. Guru dituntut untuk tidak "Gaptek" dalam menjalankan aktifitasnya sehari-hari. Bagaimana akan mengisi rapor siswa dengan teknologi bilamana pribadi guru sendiri belum mempuni untuk hal yang demikian itu?

Teknologi benar adanya untuk membantu manusia meringankan tugas yang ada. Misalnya saja, pelaporan yang biasanya berbentuk "Hard Copy" dan diantar ke Dinas setempat, dan kini semuanya itu bisa dilakukan secara instan hanya dengan mengirimkan file saja melalui online. Saat ini, kita hidup di zaman online. Maka, mari kita meng-upgrade diri untuk mengikuti perkembangan zaman yang ada. Persiapkan diri untuk menghadapi itu dengan belajar, belajar dan belajar.

3. Memiliki laptop
Siapa yang tak kenal dengan yang namanya laptop? Teknologi canggih yang begitu tipis dan bisa dibawa kemana saja. Berbeda dengan Komputer yang memiliki CPU, Keyboard, Mouse, dan lain sebagainya yang penggunaannya terbatas (tidak bisa dibawa kemana-mana).

gambar tentang Memiliki laptop
Memiliki laptop
Tugas guru itu bakal berhadapan di komputer/laptop. Oleh sebab itu, mempunyai sebuah laptop dinilai baik bagi guru dalam menunjang pekerjaannya. Hal yang paling penting, yaitu jangan takut rusak Laptopnya bila hanya menggunakan program-program saja. Masih ada yang namanya instal ulang. Bila terjadi sesuatu yang aneh pada program laptop kita, tinggal instal ulang saja. Tapi, jangan sampai kerusakan itu kerusakan fisik, selain tidak dapat diganti dengan garansi, kantong kita juga bisa-bisa bengkak jika harus mengganti kerusakan fisik pada laptop. Intinya adalah, laptop penuh dengan program, dan pengetahuan kita akan bertambah bilamana kita mencobanya. Jangan pernah untuk takut salah dalam bermain program di laptop. Dapat juga didampingi dengan teman sejawat yang memiliki pengetahuan dalam hal menggunakan laptop.

4. Memiliki akun media sosial (Facebook, Twitter, Whatsapp, Instagram, Pirenterest, dll).
Media sosial memang tidak bisa dihilangkan lagi untuk saat ini. Media sosial ini seolah-olah menjadi bagian terpenting dalam kehidupan manusia. Namun yang menjadi perhatian, jangan sampai melupakan nilai ketuhanan dan jangan sampai pula merusak hubungan sosial antar sesama manusia.
gambar tentang media sosial
Media Sosial

Sosial media yang menjadi nomor satu di dunia dengan pengguna terbanyak yaitu Facebook. Media sosial ini begitu meluas dalam lingkup masyarakat. Mengenai pengertian facebook sendiri, bukan menjadi pembahasan kali ini. Sebab, informasi mengenai hal itu begitu ramai dibahas dalam berbagai tulisan di google.

Salah satu contoh di atas, menunjukkan eksistensi dari media sosial dalam kehidupan bermasyarakat begitu kuat. Salah satu contoh kecil yang lebih spesifik lagi ialah penggunaan Whatsapp. Media ini sangat berarti bagi kehidupa manusia saat ini. Dikatakan demikian bila dikaitkan dengan penyampaian informasi. Guru akan sangat terbantu dengan menggunakan media Whatsapp ini. Misalnya saja, penyampaian informasi. Saat ini, informasi bisa dengan cepat didapatkan hanya dengan media Whatsapp. So, guru harus paham dan mengerti menggunakan media sosial yang satu ini, jangan sampai ketinggalan. Di era modern ini, harus selalu mengikuti perkembangan yang terjadi.

5. Memakai wewangian
Wewangian bukan sesuatu yang asing lagi di telinga kita. Tentu, dalam kesehariannya kita kerap sekali menggunakan wewangian. Mulai dari wangi yang segar hingga wangi yang menyengat sudah beredar di pasaran. Tentunya, seorang pendidik juga harus menganggap kehadiran wewangian ini.

Dalam kaitannya dengan kurikulum, memakai wewangian juga merupakan bagian dari kurikulum di sekolah. Dalam system kurikulum sendiri, terdapat satu istilah yang jarang sekali diperhatikan, bahkan jarang sekali diketahui orang banyak, termasuk bagi sebagian guru, yaitu “hidden curriculum” yang artinya “kurikulum tersembunyi“ bila dialih bahasakan dalam bahasa Indonesia. Dari istilahnya, paling tidak sudah sedikit membuka wawasan kita bahwa terdapat hal yang bersifat tersembunyi dalam pribadi guru di sekolah. Salah satu indikatornya yaitu menggunakan wewangian.
gambar tentang parfum
Parfum

Memakai wewangian dalam lingkungan sekolah, merupakan ciri guru milenial. Dikatakan demikian, karena wewangian merupakan pemikat bagi peserta didik, dimana di era saat ini banyak bermunculan wangi-wangian yang bagus dari berbagai pabriknya. Guru, sangat perlu untuk menggunakan wewangian. Kegiatan ini dimaksudkan agar menarik perhatian peserta didik untuk bersemangat dengan gurunya. Bila guru yang mengajar di kelasnya wangi atau selalu menggunakan wewangian yang khas, akan menjadi ciri tersendiri dimata peserta didiknya. Pada akhirnya, diharapkan nantinya kehadiran guru akan dinanti-nantikan oleh peserta didiknya. Dengan demikian, guru akan sangat gampang untuk memanipulasi keadaan untuk belajar.
gambar tentang Pewangi
Pewangi
Bukan. Bukan pada gambar yang di atas ini. Gambar di atas bukan alat yang cocok untuk wewangian ke bagian tubuh manusia. Hanya pada pakaian saja. Jangan sampai salah dalam mencari wewangian.

6. Make Up” secukupnya (bagi wanita)
Bicara soal wanita, tentu tidak lengkap jika tanpa dandanan, yaitu “make up”. Model-model yang dipakai pun berbeda-beda. Siapa yang tak kenal dengan pensil alis, yang pada 2018 ini, sudah membuat alis menjadi tebal. Tentu itu model tersendiri bagi penggunanya. Umumnya, “make up” digunakan untuk memperindah penampilan seorang wanita, dan itu hal yang sangat-sangat wajar.
gambar tentang Make Up
Make Up

Bila dilingkaran anak sekolah usia dasar, dirasa guru yang menggunakan “make up” ini terlihat bagus dan membuat ketertarikan tersendiri bagi siswa. Nilai positif yang dapat diambil yakni dengan menggunakan “make up” secukupnya, justru guru itu semakin terlihat mapan dengan profesinya. Namun, perlu diperhatikan bahwa penggunaan “make up”, disarankan untuk menggunakan seperlunya saja. Apalagi di lingkungan guru pada sekolah tingkat menengah dan atas, tentu harus dijaga marwah dan wibawa dari seorang guru (wanita). Berhati-hatilah, sebab anak pada usia menengah dan atas akan lebih memperhatikan hal yang demikian bila dibandingkan dengan anak usia tingkat dasar.

Pemakaian “make up” ini dinilai positif bilamana digunakan untuk hal yang baik. Didalamnya terkandung makna semangat serta kesiapan dalam menjalankan kegiatan. Tentu yang diharapkan adalah guru memiliki semangat yang baik dalam kegiatan mengajarnya. Dengan sendirinya, siswa juga akan termotivasi untuk bercita-cita seperti guru yang dilihatnya.

7. Memiliki kenderaan pribadi
gambar tentang Kenderaan Pribadi
Kenderaan Pribadi

Walau bukan menjadi prioritas utama, memiliki kenderaan pribadi juga merupakan bagian yang tidak bisa diremehkan dalam menyikapi modernisasi era masa kini. Salah tau manfaatnya yakni, guru yang memiliki kenderaan pribadi memiliki nilai mobilitas di masyarakat yang cenderung lebih baik. Mengapa bagian ini dimasukkan kedalam ciri guru milenial? Sebab, di dalam kehidupan yang serba teknologi ini, seperti yang kita alami bersama akan terlihat bahwa disana sini sering terjadi kemacetan. Maka oleh sebab itu, kenderaan pribadi akan lebih sedikit membantu guru dalam mengemban tugasnya dengan harapan dapat hadir di sekolah dengan tepat waktu. Poin penting dalam bagian ini adalah hadir tepat waktu di sekolah. Sebab, itu menjadi nilai tersendiri dimata kepala sekolah maupun dimata siswa.

Pada akhirnya, penting atau tidaknya memiliki kenderaan pribadi ini bukanlah sesuatu yang harus dijawab. Pastinya pada setiap insane memiliki takar dan pendapatnya masing-masing. Hanya saja, kehadiran kenderaan pribadi ini dinilai baik dalam membantu guru melintasi medan yang macat atau perkotaan untuk sampai ditujuan dengan waktu yang tepat. Maka, bagian ini bukan sesuatu bagian yang bisa dianggap punah.

8. Senang bermain dengan siswa
Beda laut, beda ikannya. Beda tahun, beda masanya. Kira-kira seperti itulah kalimat kiasan yang cocok untuk digambarkan pada bagian ini. Kilas balik ingatan kita pada masa dahulu saat kita masih duduk dibangku sekolah, sekitar pembelajaran abad 19-20. Kehidupan belajar kita dikelilingi dengan rasa cemas atau bahkan rasa takut. Mengapa? Sebab, masa itu terkadang ada sebagian kita yang memiliki guru yang terkesan kejam. Pastinya, seluruh guru di Indonesia punya tujuan yang sama, yaitu mendidik anak bangsa. Namun, dengan manusia yang berbeda-beda, sudah barang tentu akan menggunakan metode yang berbeda pula dalam hal mengajarnya.
gambar tentang Senang Bermain dengan Siswa
Senang Bermain dengan Siswa

Sebagai seorang siswa, kita akan sulit untuk bermain dengan guru. Biasanya, guru lebih memilih untuk duduk dan berkumpul dengan rekan kerjanya di lingkungan sekolah. Kita jarang sekali mendapat kesempatan untuk bermain dengan guru. Lalu, bagaimana dengan guru milenial?

Guru masa kini, hendaknya memiliki pribadi yang senang bergaul dengan peserta didiknya. Sebut saja bermain bola bersama, atau bermain kuis bersama. Kebersamaan dengan siswa haruslah kerap dijaga dalam lingkungan sekolah. Dalam kajian ini, tentu ada koridor tersendiri dalam praktiknya. Batasan-batasan perlu untuk dibuat agar tidak tersalah dalam memaknai kedekatan antara siswa dan guru. dalam kacamata pendidikan tingkat dasar atau SD, kegiatan ini perlu dilakukan dan perlu diwaspadai. Masa kini, bila guru memarahi peserta didik, justru peserta didik itu sendiri akan merasa malas untuk belajar. Tentu, ini tantangan tersendiri bagi guru milenial. Paling tidak, kondisi ini membuat kita tahu bagaimana bermain dengan siswa yang sepantasnya.

Read more »
5 Cara Menghadapi Keributan Kelas

5 Cara Menghadapi Keributan Kelas

Guru merupakan tokoh sentral di kelas. Guru pantasnya mampu mengimbangi kondisi kelas yang beraneka ragam pada setiap waktunya. Kata statis terasa aneh bila dikaitkan dengan kondisi kelas, baik saat kegiatan belajar mengajar, mauupun diluar kegiatan belajar mengajar. Dinamis merupakan kata yang cocok untuk keadaan kelas, terutama pada kelas di jenjang pendidikan dasar. Sifat anak pada usia dasar inilah yang terkadang mengganggu kita sebagai guru saat mengajar di dalam kelas. Bagaimana tidak, kita sendiri sebagai guru memerankan sepenuhnya pribadi guru yang dewasa, sedangkan anak didik memainkan perannya sebagai yang terdidik dengan sifat kekanak-kanakannya. Tentu terjadi keanehan bagi kita sebagai orang dewasa.

Ditinjau dari sudut yang terbalik, setidaknya sedikit berpengaruh bagi pribadi kita sebagai guru. Maksudnya, bilamana kita paham akan kondisi peserta didik di kelas ditempat kita bertugas, serta cara menghadapinya. Tuntutan bahwa guru itu harus mampu menjadi pusat perhatian di dalam kelas, selalu menghantui. Guru akan merasa malu jika tak dapat menyeimbangkan kondisi kelas.  Berikut lima cara yang dapat dilakukan guru untuk mengatasi keributan kelas:
1. Membuat “Catatan Ribut”.
Gambar untuk catatan siswa yang ribut
Catatan siswa yang ribut
Cara ini dinilai kuno. Mulai dari tahun 90-an, cara seperti ini sering dilakukan seorang guru. walau demikian, cara kuno ini tetap eksis di era globalisasi ini. Nampaknya, cara seperti ini memang dinilai ampuh dalam mengheningkan suasana kelas. Biasanya yang dilakukan guru adalah menunjuk seorang siswa yang dinilai mampu untuk mencatat teman sekelasnya yang ribut. Dengan demikian, seluruh siswa akan menjaga diri dan menjaga bicaranya. Suasana akan terasa hening pada saat pencatatan dimulai. Guru akan memberikan punishment bagi siswa yang tercatat sebagai siswa yang ribut di kelas. Namun, terkadang terlihat kondisi aneh di dalam kelas selama pencatatan ini berlangsung. Biasanya, akan terdengar ucapan “Yang mencatat, permisi ya..?”. Hal tersebut akan memancing tawa kita sebagai guru, tertawa di dalam hati.

2. Bercerita di depan kelas.
Pemeran penuh disini adalah guru. Artinya, guru terlebih dahulu membekali dirinya dengan cerita-cerita yang mampu menarik perhatian siswa. Saat kondisi siswa tidak stabil, maka guru mulai bercerita. Bahan cerita yang disampaikan tentunya memberi makna keilmuan dan bermanfaat. Hal ini memang terkesan gampang, namun dirasa perlu untuk memperhatikan kegiatan belajar mengajar serta tujuan dari pembelajaran. Karena, umumnya guru akan lupa waktu saat melakukan cerita di depan kelas. Oleh sebab itu, gunakanlah bahan cerita yang berkaitan dengan pembelajaran saat itu, karena guru merupakan media pembelajaran.

3. Berdiam diri sejenak dan membiarkan siswa ribut sebentar.
Cara ini sedikit aneh. Namun demikian, cara ini juga dapat mengheningkan suasana di dalam kelas. Bagi siswa, diamnya seorang guru itu berarti marah. Siswa akan merasa tidak nyaman dengan kondisi ini. Pada akhirnya, siswa yang ribut akan diam beberapa saat. Bahkan, memungkinkan untuk siswa yang lain mendiamkan temannya yang ribut.

Walau demikian, terkadang cara ini dapat efektif, namun tidak menutup kemungkinan tidak afektif. Pada tingkatan Sekolah Dasars atau SD, untuk kelas bawah (1-3) tentu mereka tidak akan mengerti maksud dari kegiatan yang kita lakukan. Bahkan, ketika kita marah sajapun mereka masih bisa senyum. Mungkin jika lebih baik untuk diterapkan di kelas besar pada sekolah dasar, seperti kelas 5 SD atau 6 SD. Cara ini juga dapat ditempuh dalam mendiamkan keributan siswa di kelas.

4. Memberikan media tontonan (media lainnya) yang berkaitan dengan pembelajaran.
gambar untuk media tontonan dalam pembelajaran
Media tontonan dalam pembelajaran
Cara memberikan tontonan menggunakan film pendek atau video memang tidaklah segampang yang kita bayangkan. Perlu media yang memadai disini. Mulai dari File film, Computer atau laptop, Infokus, Speaker, dan alat lain yang dibutuhkan. Film yang digunakan juga sepatutnya mengarah pada materi yang disajikan saat itu. Jadi, tanpa kita sadari bahwa siswa itu belajar dari film yang disajikan.

Konsekuensi yang ada pada kegiatan ini yakni, jam pelajaran di dalam kelas akan tersita banyak, karena waktu yang dibutuhkan untuk menonton itu tidak sebentar. Bisa mencapai 45 menit, bahkan sampai 60 menit atau satu jam. Jadi, benar-benar memboroskan untuk kegiatan belajar mengajar. Oleh sebab itu, tentu pilihan film yang cocok dan menyesuaikan kondisi jam pelajaran agar tidak terlalu lama dalam kegiatan ini.

Biasanya, ketika menonton, siswa itu akan diam. Tapi, apa akan terus tentang walau kegiatan menonton usai? Belum tentu. Karena, justru biasanya sehabis menonton mereka akan ribut kembali. Maksudnya disini adalah, kegiatan menonton itu hanya mengambil minat siswa untuk belajar. Efeknya akan membuat siswa merasa tenang dengan tontongan yang disajikan. Mereka akan merasa nyaman saat berada di ruang kelas. Setelah tontonan usai, dan mereka merasa tenang, maka guru dapat mengambil alih konsentrasi siswa yang pada sebelumnya berkonsentrasi pada film, setelah usai, guru langsung mengambil konsentrasi itu dan terfokus kepada guru. Dengan demikian, guru akan lebih mudah untuk melanjutkan proses pembelajaran di dalam kelas. Jadi, tentu ada keuntungan tersendiri disini. Maka, dirasa kegiatan ini bermanfaat bagi guru dalam usaha mendiamkan siswa.

5. Menasihati kelompok siswa dengan serius.
Cara ini terkesan sering dilakukan seorang guru, terlebih bagi guru yang belum lama mengabdi. Lulusan baru biasanya menjalankan cara ini. Cara ini diyakini dapat mengheningkan siswa di dalam kelas. Memberikan nasihat dan arahan tentu baik, namun tetap masih memberi kemungkinan bahwa keributan kelas juga akan terjadi di masa yang akan datang. Oleh sebab itu, disini guru akan dinilai. Ucapannya akan di dengar dan diingat oleh peserta didik. Maka, konsistenlah dalam berargumen walau dihadapan siswa.





Jadilah Guru, bukan gurupun jadilah.

Read more »
Sifat Siswa di Dalam Kelas

Sifat Siswa di Dalam Kelas


Secara umum, kelas yang berisikan beberapa bahkan puluhan manusia yang ingin belajar tentu memiliki perbedaan, terlebih pada bentuk fisiknya. Untuk itu, perlu perhatian mendalam bagi seorang guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Paling tidak, guru mengetahui dahulu tentang kondisi yang akan terjadi di kelas secara umum.

Sifat siswa itu berbeda-beda. Perilaku dan tindakannya di kelas baik saat belajar maupun diluar jam belajar juga berbeda-beda. Ada siswa yang lebih banyak diam dan mengikuti kegiatan belajar mengajar. Namun, tidak sedikit juga siswa yang membuat keributan di kelas dan mengabaikan guru di kelasnya. Sifat siswa yang terlihat di dalam kelas antara lain sebagai berikut:
1. Imitasi (meniru)
Sifat ini memang melekat pada anak. Tak bisa dihindari, sifat imitasi atau meniru ini juga akan melekat hingga dewasa. Bagaimana mungkin manusia itu sendiri dapat berkembang mengikuti perkembangan zaman tanpa adanya sifat imitasi (meniru)?. Terlebih pada diri peserta didik, sifat ini begitu kental.

Hal yang unik yang biasa terjadi di kelas adalah dalam suatu kasus misalnya: dalam melaksanakan kegiatan shalat berjamaah. Lalu saat kegiatan berlangsung, terdapat satu orang siswa yang batuk serius. Lalu, siswa yang satunya lagi juga akan batuk. Namun tak berhenti sampai disitu. Suara batuk itu juga akan terdengar hingga beberapa kali dari orang yang berbeda-beda, seolah-olah “sahut-sahutan batuk”. Kondisi ini terkesan lucu, namun perlu bimbingan dan arahan dari guru.

2. Cari perhatian
Cari perhatian bukanlah julukan yang selamanya bernilai negative. Kadang kala, cari berhatian juga bisa dimaknai positif. Cara siswa mempromosikan dirinya berbeda-beda. Ada siswa yang selalu bertanya kepada gurunya. Ada pula siswa yang selalu senyum kepada gurunya. Terlepas dari hal itu, perlu disadari bahwa itu adalah wujud dari rasa sayang peserta didik terhadap gurunya.

Suatu kasus misalnya: saat menyelesaikan tugas yang diberikan guru, ada salah satu siswa yang bertanya kepada gurunya. Siswa itu bertanya dengan mendatangi ke meja guru di depan kelas, dan itu terjadi hingga beberapa kali. Secara umum, ini terkesan unik dan seperti mencari perhatian guru. Hal yang menjadi catatan bahwa tindakan ini positif. Tugas guru hanyalah membimbingnya dan mengarahkannya agar lebih meminimalisir tindakan peserta didik tersebut. Memberikan pemahaman merupakan salah satu solusi untuk kondisi ini. Bersiaplah dengan kondisi ini.





Jadilah Guru, bukan gurupun jadilah.

Read more »
PROSEM (Program Semester) TK/PAUD Kelompok A

PROSEM (Program Semester) TK/PAUD Kelompok A


Perencanaan program semester berisi daftar tema satu semester yang dikembangkan menjadi subtema atau sub-subtema, serta kompetensi yang ditetapkan untuk dicapai pada setiap tema, dan alokasi waktu setiap tema. PROSEM ini nanti selanjutkan akan digunakan untuk membuat RPPM, program semester. Dalam menyusun perencanaan program semester, lembaga diberikan keleluasaan dalam menentukan format.

Disini, saya akan memberikan file download Prosem secara gratis. Silahkah klik link di bawah ini:

Klik Disini!




Jadilah Guru, bukan gurupun jadilah. Hormat Saya,

Read more »
PROTAH (PROGRAM TAHUNAN TK/PAUD)

PROTAH (PROGRAM TAHUNAN TK/PAUD)

Pendidikan Anak Usia Dini atau TK hingga kini terus menjadi sudut yang difokuskan dalam lingkup pendidikan. Pendidikan Usia Dini ini mulai dianggap perlu dan dianggap penting keberadaannya. Oleh sebab itu, para lembaga-lembaga pendidikan TK/PAUD ini hingga kini terus mengembangkan dirinya demi mencapai tujuan yang diinginkan, terlebih pada tujuan pendidikan di Indonesia secara umum.

Oleh sebab itu, saya akan berikan file tenatng PROGRAM TAHUNAN TK/PAUD ini secara gratis dengan harapan, agar lebih dioptimalkan dan lebih dikembangkan demi tercapainya perbaikan pada pendidikan kita, umumnya pendidikan di Indonesia. Mari sama-sama kita memajukan pendidikan di Indonesia. Silahkan lihat di bagian ini:

KLIK DISINI!





Jadilah Guru, bukan gurupun jadilah. Hormat Saya,

Read more »